Mengawali tulisan ini, kami dari Galeri IPS Doexrione ingin
memberikan beberapa pemikiran dalam rangka upaya untuk mengembangkan mutu
pendidikan melalui proses pembelajaran. Pokok-pokok pikiran ini merupakan
bagian dari visi dan misi sekolah.
Pendidikan
merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab
dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri
menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan
dalam proses pembelajaran.
Berlangsungnya
proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya
pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang
cinta lingkungan.
Berdasarkan
teori belajar, melalui pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna.
Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan
pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya.
Dunia
pendidikan kita ditandai oleh disparatis antara pencapaian academic standard
dan performance standard. Faktanya, banyak peserta didik menyajikan
tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, namun pada
kenyataannya mereka tidak memahaminya. Senagian besar dari peserta didik tidak
mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan dipergunkan atau dimanfaatkan. Peserta didik memiliki
kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagai mana mereka biasa diajarkan
yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Padahal
mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan
tempat kerja dan masyarakat umumnya di mana mereka akan hidup dan bekerja.
Perlu
diketahui bahwa disparitas pendidikan selama ini terjadi karena pembelajaran
selama ini hanyalah suatu proses pengondisian-pengondisian yang tidak menyentuh
realitas alami. Pembelajaran berlatar realitas artificial. Aktivitas kegiatan
belajar mengajar selama ini merupakan pseudo pembelajaran. Terdapat
jarak cukup jauh antara materi yang dipelajari dengan peserta didik sebagai
insane yang mempelajarinya. Materi yang dipelajari terpisah dari peserta didik
yang mempelajarinya.
Sebagai
medium pendekat antara materi dan peserta didik pada pembelajaran artificial
adalah aktivitas mental berupa hafalan. Pembelajaran lebih menekankan
memorisasi terhadap materi yang dipelajari daripada struktur yang terdapat di
dalam materi itu. Pembelajaran seperti ini melelahkan dan membosankan. Belajar
bukan manifestasi kesadaran dan partisipasi, melainkan keterpaksaan dan
mobilisasi. Dampak psikis ini tentu kontraproduktif dengan hakikat pendidikan
itu sendiri yaitu memanusiakan manusia atas seluruh potensi kemanusiaan yang
dimiliki secara kodrati.
Pembelajaran
seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisasi
seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya. Pertanyaannya, bagaimana
menemukan cara terbaik menciptakan pembelajaran bermakna?
Seiring
dengan pengembangan filsafat kontruktivisme dalam pendidikan selama dekade ini,
muncul pemikiran kritis merenovasi pembelajaran bagi anak bangsa negeri ini
menuju pembelajaran yang berkualitas, humanis, organis, dinamis, dan
kontruktif. Salah satu pemikiran kritis itu dan salah satu upaya yang dapat
dikembangkan oleh sekolah adalah pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif,efektif dan menyenangkan atau PAIKEM.
Pembelajaran,
menunjuk pada proses belajar yang menempatkan peserta didik sebagai center
stage performance. Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik
sebagai makhluk berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan
lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah kebutuhan. Kebutuhan baginya
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya.
1. Aktif, pembelajaran
harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif
bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakangagasan. Belajar memang merupakan
proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.
Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi
peserta didik. Dinamika untuk mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir
ide itu dengan dunia realitas yang dihadapinya.
2. Inovatif, pembelajaran
merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari. Makan itu
hanya bisa dicapai jika pembelajaran dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang
member kesempatan kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar
yang dilakoninya.
3. Kreatif,
pembelajaran harus menumbuhkan pemikiran kritis, karena dengan pemikiran
seperti itulah kreativitas bisa dikembangkan. Pemikiran kritis adalah pemikiran
reflektif dan produktif yang melibatkan evaluasi bukti. Kreativitas adalah
kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa serta
menghasilkan solusi unik atas suatu problem.
4. Efektif, pembelajaran
efektif adalah jantungnya sekolah efektif. Efektivitas pembelajaran merujuk
pada berdaya dan berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisir
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran efektif mencakup keseluruhan
tujuan pembelajaran baik yang berdimensi mental, fisik, maupun sosial.
Pembelajaran efektif “memudahkan” peserta didik belajar sesuatu yang
“bermanfaat”.
5. Menyenangkan, pembelajaran
menyenangkan adalah pembelajaran dengan suasana socio emotional climate positif.
Peserta didik merasakan bahwa proses belajar yang dialaminya bukan sebuah
derita yang didera dirinya, melainkan berkah yang harus disyukurinnya. Belajar
bukanlah tekanan jiwa pada dirinya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus
ditunaikannya. Pembelajaran menyenangkan menjadikan peserta didik ikhlas
menjalaninya.
Pembelajaran
PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara
membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan)
baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai
peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep
dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas.
Praktik
PAIKEM membutuhkan kemampuan teoritik dan praktik. Kemampuan teoritik
meliputi arti belajar, dukunagn teoritis, model pembelajaran, dan pembelajaran
kontekstual. Kemampuan praktik adalah mempraktikan metode-metode PAIKEM.
Diantaranya yaitu metode Jigsaw,Think-Pair-Share,Numbered Heads Together,
Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a Match, Bamboo Dancing,Listening
Team, Inside-Outside Circle, Point-Counter-Point, dan The Power of two.
PAIKEM sebagai
proses learning to know, learning to do, learning to be, dan learning
to live together mendorong terciptanya kebermaknaan belajar bagi peserta
didik. Aspek pengetahuan-pengetahuan tersebut penting sebagai landasan bagi
guru maupun calon guru berpikir logis dan bertindak profesional atas
profesinya.
Bertolok
pada kebutuhan pendidikan di era global dan tuntutan profesionalisme
kependidikan, metode bertajuk PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif
Efektif Menyenangkan) proses dan hasil belajar peserta didik diharapkan
akan meningkat. Dengan meningkatnya proses dan hasil belajar maka diharapkan
kualitas pendidikan juga akan meningkat. Oleh karena itu,semoga dapat menjadi
referensi bagi guru khususnya dan insan-insan yang mempunyai atensi di bidang
pendidikan pada umumnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa di
negeri ini.
0 komentar:
Posting Komentar